Buku Sejarah yang Gak Kaku

By Dian's Site - Kamis, Mei 31, 2018

(sumber)

Judul : Sejarah Dunia untuk Pembaca Muda
Pengarang: Ernest H. Gombrich
Penerjemah : Elisabeth Soeprapto Hastrich
Penerbit : Marjin Kiri
Tahun Terbit: 2015

Banyak dari kawula muda yang 'anti' dengan sejarah. Sebenarnya bukan anti, tapi mungkin buku teksnya yang membosankan. Kalau buku ini lain cerita. Buku ini adalah rangkuman dari buku teks sejarah sekolah kamu yang bikin ngantuk.

Ernest Gombrich membawa kita melitasi zona waktu mulai dari zaman purbakala hingga masa perang dunia dua (3 tahun pelajaran sejarah SMA tuh!) dalam 368 halaman saja --kalau dibandingkan dengan buku teks di sekolah 368 ini kecil lah.

Gombrich memulai dengan memperkenalkan 'para permbaca muda' mengenai sejarah dengan menganalogikan sejarah itu seperti sumur yang tak terlihat ujungnya dan ingatan kita adalah api yang dilemparkan kedasarnya. Semakin dalam api itu jatuh, semakin kecil apinya hingga akhirnya padam.  Api (ingatan kita) adalah alat untuk menerangi dinding-dinding sumur yang mengisahkan banyak kisah yang kemudian semakin mengecil-mengecil dan hilang hingga tak kuasa mengungkapkan kisah yang sudah jauh dimasa lampau.

Penyederhanaan penjelasan konsep seperti inilah yang akan kita jumpai dalam buku ini, sehingga sejarah terasa lebih mudah untuk dipahami. Terlebih lagi gaya bahasa nya yang ringan memang sangat cocok untuk 'pembaca muda'. Penjelasan yang tidak berbelit-belit dan singkat --rata-rata satu bab hanya 5-7 halaman saja!-- membuat sejarah dunia yang diceritakan Gombrich serasa mengalir begitu saja.

Bagian dari buku ini yang paling menarik menurut aku adalah bab terkahir. Disini Gombrich menceritakan bagaimana pandangannya sebagai seseorang yang hidup di era yang sama dengan beberapa peristiwa sejarah seperti perang dunia dua, Pearl Harbour, pengeboman Hiroshima dan Nagasaki dan peristiwa-peristiwa lain yang terjadi pada pertengahan abad ke-20. Tentunya bab ini jangan sampai dilewatkan karena syarat akan hikmah.

Buku ini adalah sejarah singkat karena itu dia padat dan tidak serinci buku tekas sejarah di sekolah. Jadi jangan mengharapkan detail-detail  mendalam mengenai suatu peristiwa. Sayangnya, ketika Gombrich mengemas bab tentang Islam, penjelasannya mengenai wahyu Allah kepada Rasulullah SAW agak keliru. Gombrich mendekripsikan wahyu sebagai vision. Catatan untuk bab ini, sebaiknya kalian sebagai perlu kaji lagi sendiri tentang ayat al-quran yang disampaikan Gombrich dalam buku ini dengan ahlinya (ulama), jangan ditelan mentah-mentah.

Sebagai buku sejarah dunia, buku ini terlalu Eropa sentris sehingga beberapa peristiwa lain dibelahan dunia lain tidak diceritakan. Kalau pun diceritakan buku ini akan jadi lebih tebal :p. Alangkah lebih indah lagi kalau buku ini disertai dengan indeks, agar pembaca lebih mudah mencari informasi dalam buku ini.

Buku ini sesuai dengan judulnya, memang cocok sekali untuk para pembaca muda. Aku pribadi membaca buku ini sebagai 'pengantar' sebelum aku terjun kebacaan-bacaan sejarah lain yang tentunya lebih berat. At least, supaya punya gambaran kalau menemukan cerita yang sama dibuku sejarah lain.

Rating : 4 out of 5

  • Share:

You Might Also Like

1 komentar