Months of Quiting Instagram

By Dian's Site - Jumat, Desember 15, 2017

(sumber)
Is it worth? Sebuah pertanyaan yang mendekam dipikiran aku pas buka instagram. Aku dulu pribadi bisa scrolling instagram lebih dari 2 jam sendiri.Walaupun feedsnya itu-itu aja, jariku gak bisa berhenti untuk scrolling. Ngeliatin instastory orang-orang, stalking, like some new feeds, on and on. Waktuku menguap begitu saja tanpa mendapati sesuatu yang produktif.
Merasa serupa? Well, you’re addicted to instagram now. Sosial media memang di desain agar para penggunanya ketagihan (addictive). Kita terfasilitasi dengan sedikit scrolling, kemudian dapat informasi baru. Sebuah kemudahan yang memanipulasi otak kita “I want more. Okay, so what’s new?”
Seringkali aku mikir, seberapa penting sih konten-konten di instagram buat aku? Seberapa bermanfaat sih? Jawabannya bagi aku pribadi cukup jelas kalau instagram mungkin cuma bawa 20% beneficial information, selebihnya adalah memes, update kehidupan orang, gosip, dll.
Akhirnya, aku memutuskan untuk uninstall instagram aku dan mencoba menahan diri untuk tidak membuka instagram untuk beberapa bulan kedepan dengan dalih mau fokus belajar soalnya udah kelas 3. Tapi sebenarnya ada alasan-alasan lain kenapa aku memutuskan untuk semi-hiatus.
Jadi, apa yang aku dapat?

I AM HAPPIER. 

Why?

lBanding-Membandingkan
Percaya atau tidak deep down in your heart you oftenly comparing yourself to someone you see on instagram. Kita bisa lihat banyak banget orang yang lebih segalanya dari ikita, entah lebih cantik, lebih kaya, lebih cerdas, kemudian kita secara tidak sadar membanding-bandingkan kehidupan kita dengan dia.
Aku pribadi walaupun ga pernah terucap aku sering bandingin diri aku sama mereka-mereka yang lebih. Membanding-bandingkan diriku sendiri bikin jadi kufur nikmat, jadinya ga bahagia. Padahal, semua orang udah punya rezekinya masing-masing.
l‘Like-seekers’/attention seekers
Selain itu, semi hiatus dari instagram bikin aku ga pusing-pusing lagi sama likes dan komentar orang di feeds sendiri, siapa aja yang ngeliat insta storyku (yaiyalah orang ga ngepost :p). It makes me learn to stop being ‘like/attention’-seekers.
lMenikmati Momen
This one of the main reason why I quit instagram. Terkadang kita terlalu sibuk mengabadikan momen sampai lupa bagaimana caranya menikmati momen itu. Mengabadikan momen itu baik, tapi jangan sampai kita lupa bagai mana rasanya. Masa iya pas ditanya, “Wah, fotonya bagus banget. Gimana keadaannya pas waktu itu?. “Duh, aku lupa. Sibuk foto-foto soalnya…”
Kejadian umum di masyarakat modern ini: duduk dimeja yang sama, ga ngobrol, tapi main hp masing-masing. Miris sih. Sering banget aku mendapati lawan bicara aku pas hang out buka hp dan ternyata yang dia lakuin adalah scrolling TL ig. Mungkin bagi kalian ini lumrah. Tapi, don’t you think its kinda… impolite?
Maksudku, kalau memang mau quality time atau hang out atau semacamnya, kenapa nggak nikmatin aja momen yang ada tanpa ngecek Ig. Temenmu udah bersedia meluangkan waktunya untuk hang out bareng, untuk sekedar bertemu and having fun together, kemudian kenapa kita harus menduakan kehadiran dia dengan instagram yang ga penting-penting amat? Don’t you appreciate their presence?
lHemat Kuota
lBisa belajar hal-baru dan menyelesaikan hal-hal lain.
Instead of scrolling timeline, kenapa kita gak mencoba hal-hal baru atau nyelesein kewajiban kita. Instgram corrupted my time to do them all. Semenjak aku quit dari Instagram, aku jadi lebih sering belajar dan dengerin kajian, hehe.

Aku gak merasa rugi sama sekali semi hiatus dari instagram. Aku masih buka instagram kok, kalo mau belanja online, atau mau lihat info tentang suatu event, hehe. Mungkin aku ketinggalan beberapa update-an hal-hal viral seperti video, memes, gosip, dll. Tapi ya.. update-an hal-hal tersebut bukan seuatu yang penting buat aku. Aku tetep kok update sama berita dunia, bukan meme dunia.
Instagram is a cool social media, tho. Apalagi untuk kalian yang senang dengan photography, aesthetic-ness, fashion, dan semacamnya. Banyak kok orang yang dapat duit dari instagram.
 Tapi sebagai warganet yang bijak pilihlah bahan hiburan dan informasi yang bermanfaat dari internet. Selama masih ada opsi lain yang lebih baik, kenapa tidak? 


Here are some videos that related to this post:




  • Share:

You Might Also Like

0 komentar