ABG

Tulus, Ruang Sendiri & Muhasabah

By Dian's Site - Sabtu, Juli 30, 2016

(sumber)
Sekedar memanfaatkan malam Minggu yang kebetulan luang dan dengan sekumpulan mood baik untuk kembali meninggalkan jejak disini, akhirnya intrepretasi lagu ini terwujudkan. Mungkin pembaca sekalian udah tahu kalau Tulus baru aja rilis lagu barunya “Ruang Sendiri”. Sudah menjadi identitasnya Tulus kalau lirik lagunya itu mengajak kita untuk mengapresiasi hal-hal disekitar kita. Yang  gue pribadi suka dengan Tulus ini adalah, lirik lagunya yang penuh makna dan tidak asal-asalan.

                Pertama kali gue dengerin lagu ini ya…
                “Gue banget” :p

                Langsung saja cek video lyricsnya:


               Setiap orang punya tafsiran sendiri mengenai sebuah lagu—mungkin karena pengalaman yang pernah ia alami. ‘Ruang Sendiri’ ini, menceritakan kita tentang seseorang yang meminta ruang sendiri untuk berintropeksi diri, & untuk menghargai bagaimana rasanya rindu.  Lagu ini sebenarnya bukan hanya untuk cinta sepasang kekasih seperti lagu-lagu lain pada umumnya, namun bisa untuk siapa saja.  Gue rasa udah cukup jelas dan mudah dipahami bagi pembaca mengenai liriknya. Mungkin ini dia yang bisa gue paparkan sebagai hasil dari tafsiran gue:

                Sebagai Homo Socius, tetunya kita perlu berinteraksi dengan orang lain. Ketika kita berinteraksi, hasrat alamiah kita sebagai manusia akan terpenuhi. Namun namanya juga manusia penuh salah dan khilaf, maka kita pun gak jarang melakukan kesalahan-kesalahan dalam berintraksi. Mungkin tanpa sengaja kita menyakiti hati orang, tidak sopan atau pun dari dalam hati kita udah negatif thinking duluan sama orang tersebut. Gak sebatas kesalahan dalam berinteraksi tapi mungkin juga kita tanpa sadar udah melanggar norma-norma baik hukum maupun agama. Jadi tentunya kita butuh ruang sendiri untuk berinstropeksi karena tentunya kita pengenjadi manusia yang baik dan bijaksana dong 


"Baik buruk perubahanku tak akan kau sadari
Kita berevolusi
Bila kita ingin tahu seberapa besar rasa yang kita punya
Kita butuh ruang"

                Pernahkah kalian merasa sepi dan rindu? Jujur sob, semenjak merantau gue merasa lebih menghargai hal-hal yang selama ini dekat dengan gue. Karena ketika kita mengambil ruang sendiri, kita bisa mengapresiasi hal-hal kecil yang bahkan gak pernah kita anggap penting. Dalam hal ini, apresiasi itu akan datang dalam bentuk rindu. 
Sering kali kala kita berada dekat dengan objek yang kita sayangi, kita tidak menyadari betapa berharga dan penting objek itu untuk kita, hingga kita lupa bagaimana rasa sepi, tak lagi sepi bisa kuhargai~ :D 

Ketika jauh dari rumah, kita akan merindukan suara ibu yang memanggil nama kita, ayah yang sibuk dengan hobinya, perkelahian kakak adik, ataupun seorang tetangga yang biasa melewati rumah kita hingga setiap setapak dari jalan pulang menuju rumahmu ingin dipijaki. Tidakah itu disebut rindu?

                Sayang bukan berarti kita harus selalu bersama—secara fisik, gue  rasa enggak. Setiap orang ingin kebebasan yang  mungkin hanya ia bisa lakukan jika sendiri. Contohnya gue, gue akan merasa bebas ketika gue dibiarkan sendiri bersama imajinasi yang akan dilukiskan dalam sebuah karya sastra. Sayang itu juga bisa diwujudkan dengan memberikan kebebasan kepada orang lain menikmati ruang sendirinya ataupun memberikan diri sendiri ruang pribadi sebegai wujud sayang terhadap diri sendiri. 

Gue pribadi merasa ruang sendiri itu bukan hanya habitat seorang introvert namun juga eperlu bagi seorang ekstrovert. Dalam hubungan apapun, kita tetap perlu ruang sendiri. Ketika hubungan kita menegang, disitulah kita perlu diam sejenak untuk berinstropeksi kemudian kembali berembuk dengan kepala yang dingin dan hati yang tenang  mendambakan damai.

                Gue gak yakin, ada orang yang gak perlu ruang sendiri. Kalau saja kita tidak mengambil ruang sendiri dalam hidup kita, mungkin kita tidak akan bermuhasabah/berinstropeksi diri, menjadi egois sebab tidak tahu dimana letak noda yang ada. 
Seperti kata Tulus, rasa sepi pun terlupa dan rindu pun menghilang. Rindu itu perlu sob! Perlu hadir dan juga perlu berakhir hehehe. Dalam beragama pun seperti itu, readers fillah. Muhasabah selalu diperlukan dalam kepribadian seorang muslim agar ia selalu memperbaiki diri dan  menjadi insan yang lebih baik lagi.
(sumber)
                Gimana sob? Mungkin kalian punya opini lain?
               

                

  • Share:

You Might Also Like

1 komentar