Ngapain aja si kalo Magang di KJRI Penang ?

By Dian's Site - Minggu, Februari 02, 2020

Bersama Bapak Konjen KJRI Penang dan Istri

SELAMAT TAHUN BARU 2020!! It's February now but O.K. Sudah setahun lamanya aku nggak nulis lagi di blog ini. Mohon maaf kalau rada kaku. Beberapa waktu lalu sebenarnya sempat  kepikiran sih, mau nulis soal perkuliahan disini. Tapi karena sibuk dan akunya aja yang malas untuk buka blog lagi--bahkan lupa kalau punya blog--akhirnya 2019 tidak ada postingan sama sekali. Hehehe.
Ternyata banyak juga yang baca blog aku dan sempat bertanya-tanya kapan ngisi lagi? Dan kebetulan banget banyak yang nanya-nanya ke aku soal magang aku di Penang, jadi sekalian aja lah ya hehehe.

Hah Dian magang? Perasaan baru masuk kuliah kok udah magang?

Jadi begini kawan-kawan, dijurusan aku, magang gak termasuk kedalam SKS yang berarti tidak diwajibkan karena bukan bagian dari program HI UGM. Jadi kalau ada mahasiswa yang mau magang silahkan, namun gak bakal masuk hitungan SKS. Jadi walaupun aku baru beres semester tiga, aku magang karena inisiatif sendiri bukan karena kewajiban dari kampus--yang biasanya untuk mahasiswa semester atas. 

PERSIAPAN 
Awalnya pengen nyoba magang ke perwakilan Indonesia di luar negeri karena liat kating, yang waktu itu magang di KJRI Kuching, Malaysia. Hmm.. nampak seronok. Setelah browsing, tanya-tanya beberapa kating yang pernah magang di kedutaan/konsulat Indonesia di luar negeri, dan diskusi dengan orang tua akhirnya aku memutuskan untuk magang di wilayah ASEAN aja (lebih ekonomis dengan beberapa negara yang free VISA 30 hari) :D Hampir semua perwakilan Indonesia di ASEAN aku email mengenai ketersediaan slot dan persyaratannya. Cuma Thailand yang nggak aku email soalnya aku denger-denger KBRI Bangkok slotnya cepet-cepetan gitu dan yang daftar banyak. Mengingat kami mulai nge-email itu sekitar Agustus akhir dan rencana (awal) magang kami Desember, kayaknya bakal mepet bnget buat apply di Bangkok yang padat peminatnya. Waktu magang yang direncanakan yaitu antara bulan Desember 2019 sampai Januari 2020. Tapi ternyata kami baru selesai UAS Desember akhir, dan temenku juga natalan dulu jadi kami majukan di Januari 2020. Tapi waktu kami email kami nanya soal slot magang di bulan Desember (gara-gara sebelumnya gak liat kalender akademik dulu). Hahaha . 
Aku dibantu dua teman aku Lily dan Olive email ke perwakilan-perwakilan tersebut. Untuk alamat emailnya, bisa dicari sendiri di website KEMENLU. Aku sarankan juga email ke atase pendidikan-nya biar kemungkinan untuk dibalas lebih cepat lebih besar. Yang paling cepet balas email aku waktu itu KBRI Manilla. Kata mereka tinggal satu slot untuk bulan Desember padahal aku berangkatnya bertiga. Aku juga gak berani ke Manila sendiri hehehe :D  
Saran dari orang tua sih, pilih yang negaranya ramah muslim biar gampang nyari makanannya dan juga lebih sejahtera--which is refer to Singapore, Malaysia, or Brunei. Gak semua perwakilan balas email aku. Tapi Penang salah satu yang balas paling cepat. Untuk KJRI Penang sendiri, menyarankan kami untuk mengirimkan CV, proposal magang, dan surat dari fakultas. Setelah seminggu ngurus persurat-suratan, akhirnya kami ngirim semua persyaratan melalui email ke KJRI Penang. Perlu dicatat tiap perwakilan persyaratannya bisa beda-beda. Ada yang mensyaratkan TOEFL seperti Hanoi dan Singapura (kalau gak salah), ada juga yang nggak kayak Penang. Sembari apply ke Penang, kami juga coba apply ke perwakilan lain. Dua hari kemudian setelah di email, kami dihubungi pihak Penang katanya slot bulan Jnuari sudah penuh dan mau dipindahkan ke Februari. :O Ga bisaa dongg kami udah masuk kuliah bulan itu. Tapi setelah ngobrol sama pihak sana akhirnya turunlah SK penerimaan magang kami untuk tanggal 2 Jan-29 Jan. Yes mepet banget karena kami malas bikin VISA dan kami Februari pun udah masuk. Dari situ mulai deh persiapan segala macamnya  seperti tiket, paspor, seragam,uang, dll.

THE JOURNEY BEGINS!
Setelah beres dari tetek bengek UAS yang melelahkan juga beberapa urusan organisasi masing-masing, akhirnya kami berangkat ke Penang tanggal 1 Januari dari Jakarta. Situasinya pas itu lagi hujan deras, dan alhamdulillah waktu itu Soetta belom ditutup sementar agara-gara banjir. Pas kita nyampe di Penang baru denger kabar kalau Soetta sama Halim di tutup sementar gara-gara banjir :( Di Penang, kami tinggal di apartement salah satu local staff KJRI. 
Besoknya pagi-pagi kami berangkat make grab 6 RM (harus banget disebutin harganya). Sebenarnya ada bus kota, namanya Rapid Penang tapi waktu itu karena hari pertama kami takut telat jadi nge-grab aja dulu. Sampai di kantor, kami ketemu dengan anak UGM yang ternyata start magang bareng kami juga. Mas Hanif. dari ekonomi UGM. Kami pun baru tahu pas hari itu. Ya biasalah hari pertama muter-muter kantor dulu, kenalan-kenalan. Disana kami bertemu alumni UGM juga, Pak Dahlan, beliau PF Konsuler 1. Beliau cerita panjang lebar soal program pemutihan atau Back for Good (B4G)  dari pemerintah Malaysia.  
Singkatnya program yang dikeluarkan Imigrasi Malaysia ini ditujukan untuk WNA ilegal di Malaysia untuk pulang ke negaranya dengan denda minimum. Program B4G diadakan dari Juli 2019 - Desember 2019. Gara-gara program ini, banyak banget TKI-TKI yang minta dibuatin SPLP (Surat Perjalanan Laksana Paspor), alias paspor sekali jalan supaya mereka bisa pulang. 
Pak Dahlan cerita kalau bulan Desember lalu, kantor sempet riweuh gara-gara program B4G, sampai-sampai shelter KJRI nampung 40 lebih TKI yang mau pulang. Pas kami pertama magang, sisa empat orang penghuni shelter, yang nunggu kepulangan mereka. FYI, jadi di KJRI Penang itu, ada shelter untuk menampung sementara TKI yang mau balik ke tanah air tapi nggak punya tempat tinggal. Ya.. untuk kepulangan mereka negara nggak ngasih ongkos, tetap make uang pribadi. Biasanya sih, dibeliin tiket dari keluarga mereka di kampung. 
Bersama para Staff Konsuler dan Pak Dahaln (PF I) serta Pak Indra (PF III)
Untuk sementara, kami anak magang baru ditempatin di Konsuler. Di konsuler kami diajarin wawancara kontrak kerja informal (untuk PRT) dan formal (untuk pekerja non RT). Disini kebanyakan TKI bekerja di pabrik--bahasa Melayunya kilang--,ada juga yang kerja jadi cleaner, ngurusin perkebunan, kadang-kadang juga nemu satua atu dua orang yang pelaut. Seperti biasa, anak magang juga diajarin cara fotocopy sama stempel-stempel. Ya kerja-kerja sederhanalah. 
           
Setelah dua hari di konsuler akhirnya kami ditempatin sama Bu Niki, waktu itu selaku Kepala Pensosbud. Olive di konsuler, aku sama Lily di imigrasi, dan mas Hanif di pensosbud.  Hari ketiga, aku sama Lily mulai magang di bagian imigrasi. Kami ditempatin dibagian front desk imigrasi. Seperti kantor imigrasi pada umumnya, imigrasi KJRI Penang melayani pembuatan paspor dan VISA. Ya walaupun cuma sebagai front desk, kami juga tetap harus paham mekanisme kerja disana. Mulai dari persyaratan permohonan paspor, pemrosesan permohonan, sampai model-model pengaduan masalah. Bisanya sih masalah TKI yang lari dari majikan. Walaupun masalah pengaduan itu bukan bagian imigrasi yang menangani, tapi pintu pertama pengaduan di kantor imigrasi yang ada loket konsulernya. Awalnya sih riweuh gitu soalnya kan belum hafal persyaratan untuk pemohon paspor. Apalagi beda-beda per kategorinya misal untuk PRT sama tenaga kerja formal beda persyaratannya, untuk WNI yang menikah dengan WN Malaysia, untuk pelajar, masing-masing beda-beda persyratannya. Aku juga kadang menangani VISA, tapi kebanyakan Lily sih yang nanganin. Aku kebanyakan ngurusin masalah selain VISA seperti permohonan paspor sama paspor hilang. 
Hari pertama emang banyak kesalahannya si. Tapi lama-lama mulai lancar soalnya kan udah hapal. Tapi tetep harus nanya juga ke staff kalau ragu-ragu biar nggak salah.
Magang sebagai front desk walaupun kerjanya cuma sortir berkas trus ngasih nomor antrian, tapi banyak banget yang aku dapat. Kudu sabar dan perhatian soalnya gak semua orang yang kita layani kalau dijelaskan bisa langsung paham. Trus juga yang datang ada yang udah lansia, disuruh ngisi formulir sama nulis surat permohonan gitu gak bisa, soalnya gak nampak tulisannya, katanya. Ada juga beberapa yang gak bisa ngisi karena (mohon maaf) tingkat pendidikannya rendah, jadi ya dibantuin ngisi disambi sama ngelayanin pemohon-pemohon yang lain. Hahaha. Trus juga harus memperhatikan keadaan sekitar soalnya banyak pemohon yang nggak sadar kalau nomor antriannya dipanggil, atau berkasnya pas diproses tersilap bahkan belum diproses karena saking banyaknya pekerjaan. Pernah waktu itu aku bantuin Pakcik buat bikin surat permohonan gitu soalnya dia nggak keliatan contoh suratnya di mading kantor. Aku malah mau dikasih 20 RM :')) Aku tolak lah.
Kunjungan ke Depo
Yaa kurang lebih kerjaan aku sama-sama aja sih tiap hari. Kadang pemohon-pemohon yang datang bawa masalah baru misalnya, pspornya hilang karena kebakaran, paspor hilang di curi, atau pengen pulang karena gak betah sama majikan tapi paspornya ditahan majikan. Ada juga pemohon yang paspornya sudah mati sembilan tahun lebih :))
Aku sempat sekali di ajak dinas lapangan ke depo (penjara)  . Sebenarnya kalau imigrasi, jarang keluar-keluar sih. Yang paling sering keluar biasanya fungsi konsuler. Biasanya sosialisasi, nganter TKI ke bandara, macem-macemlah. Waktu itu aku kunjungan ke penjara buat rekam data untuk SPLP WNI Indonesia yang ditahan di penjara imigrasi sana. FYI, untuk WNA ilegal bakal ditangkap sama imigrasi Malaysia dan diadili biasanya hukuman penjara enam bulan. Baru setelah itu mereka bisa pulang di negara asal (setauku) tanpa bayar denda. Pas aku kesana, huhuhu, gak tega gitu. Soalnya yang ditahan ada anak kecil juga. Mereka ditahan ngikut orang tua mereka yang nggak punya izin tinggal di Malaysia. Udah keliatan dekil, bau matahari, anaknya batuk-pilek, sumpah ga tega liatnya :’((. Ya semoga pas mereka di tanah air bisa melanjutkan hidup yang lebih baik.  

Turnamen Bowling
Seneng banget magang di KJRI Penang, selain bisa banyak belajar staff-staffnya juga baik-baik. Jadi kita merasa disambut gitu. Walaupun kadang ada yang usil :p Selain kejra di kantor, kami juga tentunya ikut kegiatan-kegiatan. Waktu itu kebetulan beberapa diplomat, termasuk Pak Konjen, sudah selesai masa tugas di Penang, jadi diadakanlah beberapa perpisahan. Mulai dari seremonial sampai bikin turnamen ala-ala gitu. Hahaha. Mulai dari turnamen bowling, badminton sampai pingpong. Walaupun aku nggak bisa main bowling sama pingpong ya dicoba ajalah hahaha.. Yang paling penting kalau acara-acara gitu adalah konsumsi gratis :))) Maklumlah anak ‘kos’ uang jajan terbatas, dengan adanya makanan kan sangat membantu menghemat.  Bahkan sempet juga aku dan beberapa anak magang lainnya diminta buat menghadiri kondangan rekan KJRI gitu, soalnya staff yang lain berhalangan hadir. WKWKWK.
   Ngomong-ngomong soal rekan, KJRI Penang kan punya banyak kenalan yang dari etnis Tionghoa. Kebetulan tuh di Januari ada perayaan imlek. Mereka bagi-bagi jeruk  sampai berkardus-kardus. Saking banyaknya anak magang diminta bawa pulang satu kardus perorang. Aku pun di kantor nyemil jeruk aja, hahaha. 
     Selain magang, tentunya aku juga jalan-jalan hahaha. Senin-Jumat kerja, Sabtu-Minggu jalan-jalan.Beberapa tempat sempat aku sambangi kayak Street Art, Pantai Batu Ferringhi, hiking bareng staff di Taman Belia, hiking (lagi) di Taman Negara, ke Chew Jetti, dll. Tenang aja, gak mahal kok transportasinya. Ada Bus Rapid Penang yang siap nganterin kemana aja hahaha. Asal mau jalan aja ke haltenya. Kisaran tarifnya mulai dari 1.4 RM - 3 RM tergantung jaraknya. Bahkan kalau mau ngirit banget ada  Bus kode CAT yang free. Aku biasanya PP ke kantor naik CAT sih. Lumayan menghemat banget biaya transportasi. Buat rute bus sama jadwalnya aku pake apps Moovit. Bisa digunakan diluar negeri juga dan dia bisa ngetrack perjalanan kita.
   Setelah empat minggu magang, akhirnya kami harus pulang soalnya kuliah sudah mau di mulai dan karena gak make VISA. Sedih harus balik :(( Magang sebulan beneran kurang sih sebenarnya, karena masih banyak yang bisa dieksplor. Staff-staffnya juga baik. 
   Pas hari terakhir magang aku dikasih kenang-kenangan sama Mas Asep dan Mas Firdaus, staff di KJRI. “Hmm, ini hari terakhir lo magang ya. Kayaknya kita harus kasih sesuatu nih, biar berkesan,” kata Mas Asep. Aku sih yang ngedengernya ketawa-ketawa aja. Trus pas temen-temenku dibagiin sertifikat magang, aku doang yang sertifnya ditahan sama Mas Asep. 
“Mas, balikin lah. Masa aku doang yang belom dapett”
“Ntar tunggu si Firdaus, jam 5 baru gue balikin.”
Ya Allah sabar aja :)) Aku karena males memelas dan ngejar-ngejar yaudah aku santai aja deh mail PC di bagan imigrasi (waktu itu loket udah tutup). Eh datanglah tuh Mas Firdaus, malah rebutan sertifku sama Mas Asep. Aku pun nggak terlalu merhatiin mereka ngomong apa, tapi… SOBEK DONG SERTIF AKU TT___TT
“Gue nggak ikut-ikutan,” panik, Mas Fir sama Mas Asep kabur.
Ya Allah sabar… Sertif yang udah koyak itu aku bawa lagi ke pensosbud dan minta dibikinin sertif baru. Tapi masalahnya adalah sertif itu ditandatanganin Pak Konjen dan Pak Konjen siang itu udah berangkat ke Jakarta. TT__TT
“Yaudah, solusinya di selotip aja trus dilaminating, ntar gak keliatan kok.”
“Gatau Mas Fir, pokoknya tanggung jawab sama Mas Asep.”
Sambil di snapgramin Kak Fira, Istrinya Mas Asep, Mas Asep sama Mas Fir selotipin sertif aku trus laminating.
Ketika temen-temenku sertifnya gak dilaminating, aku sendiri yang dilaminating. Trus entah mereasa bersalah atau gimana, Mas Fir beliin aku boba :)) Makasih Mas Fir! Pasrah aja deh aku sertifnya sobek sendiri. Walapun udah diperbaiki tapi kan tetep aja masih ada bekasnya. Mana ada solatipnya ada bekas gorengan lagi :”””) Cuma bisa bersabar.
  Pas aku mau pulang, udah nyampe gerbang, Mas Asep manggil aku dan dia ngasih aku sertif ‘baru’ dengan tanda tangan Pak Konjen. “Loh kok bisa sih?”
“Iya tuh, si Asep negjar Pak Konjen sampe ke wisma buat minta tanda tangan,” kata Mas Fir. 
Aku iya-iya in aja deh, walaupun agak-agak gak percaya juga. Hahaha. Yudah aku pulang  dengan bawa dua sertif.
 Malemnya, aku makan di Tesco trus ketemu sama Bu Indah, salah satu staff KJRI juga. Beliau bilang kalau ternyata sertif yang sobek itu adalah fotocopy-an dengan kertas yang sama :’))) Pas pulang aku ngecek lagi ternyata benar sertif yang dibagi belakangan sama Mas Asep cap basah dan tembus sedangkan yang sobek itu cap basahnya gak nembus. :)) Memang akunya mudah dibodohi. Sertif palsu memang sebuah kenang-kenangan. :))
  Besides, all the ‘sertif tragedy’ aku merasa bersyukur banget si bisa dikasih kesempatan magang di KJRI Penang. Banyak yang bisa aku pelajari dan juga warga Indonesia disana juga baik-baik. Aku pernah sempet ditraktir bapak-bapak pemohon paspor yang aku layani beberapa hari. Huhuhu Makasih Pak!! Makasih juga KJRI Penang!! 
   Kayaknya udah panjang banget deh. Mungkin kalau ada waktu  dan aku gak males, aku cerita lagi soal jalan-jalan di Penangnya. Hahaha. Bye!


  • Share:

You Might Also Like

1 komentar