(sumber) |
Sekedar memanfaatkan
malam Minggu yang kebetulan luang dan dengan sekumpulan mood baik untuk kembali
meninggalkan jejak disini, akhirnya intrepretasi lagu ini terwujudkan. Mungkin pembaca
sekalian udah tahu kalau Tulus baru aja rilis lagu barunya “Ruang Sendiri”.
Sudah menjadi identitasnya Tulus kalau lirik lagunya itu mengajak kita untuk
mengapresiasi hal-hal disekitar kita. Yang gue pribadi suka dengan Tulus
ini adalah, lirik lagunya yang penuh makna dan tidak asal-asalan.
Pertama kali gue dengerin lagu ini ya…
“Gue banget” :p
Langsung saja cek video lyricsnya:
Setiap orang punya tafsiran sendiri mengenai
sebuah lagu—mungkin karena pengalaman yang pernah ia alami. ‘Ruang Sendiri’
ini, menceritakan kita tentang seseorang yang meminta ruang sendiri untuk
berintropeksi diri, & untuk menghargai bagaimana rasanya rindu. Lagu
ini sebenarnya bukan hanya untuk cinta sepasang kekasih seperti lagu-lagu lain
pada umumnya, namun bisa untuk siapa saja. Gue rasa udah cukup jelas dan
mudah dipahami bagi pembaca mengenai liriknya. Mungkin ini dia yang bisa gue
paparkan sebagai hasil dari tafsiran gue:
Sebagai Homo Socius, tetunya kita perlu berinteraksi dengan orang
lain. Ketika kita berinteraksi, hasrat alamiah kita sebagai manusia akan
terpenuhi. Namun namanya juga manusia penuh salah dan khilaf, maka kita pun gak
jarang melakukan kesalahan-kesalahan dalam berintraksi. Mungkin tanpa sengaja
kita menyakiti hati orang, tidak sopan atau pun dari dalam hati kita udah negatif
thinking duluan sama orang tersebut. Gak sebatas kesalahan dalam
berinteraksi tapi mungkin juga kita tanpa sadar udah melanggar norma-norma baik
hukum maupun agama. Jadi tentunya kita butuh ruang sendiri untuk berinstropeksi
karena tentunya kita pengenjadi manusia yang baik dan bijaksana dong
"Baik buruk perubahanku tak akan kau sadariKita berevolusiBila kita ingin tahu seberapa besar rasa yang kita punyaKita butuh ruang"
Pernahkah kalian merasa sepi dan rindu? Jujur
sob, semenjak merantau gue merasa lebih menghargai hal-hal yang selama ini
dekat dengan gue. Karena ketika kita mengambil ruang sendiri, kita bisa
mengapresiasi hal-hal kecil yang bahkan gak pernah kita anggap penting. Dalam
hal ini, apresiasi itu akan datang dalam bentuk rindu.
Sering kali kala kita berada dekat dengan objek
yang kita sayangi, kita tidak menyadari betapa berharga dan penting objek itu
untuk kita, hingga kita lupa bagaimana rasa sepi, tak lagi sepi bisa kuhargai~
:D
Ketika jauh dari rumah,
kita akan merindukan suara ibu yang memanggil nama kita, ayah yang sibuk dengan
hobinya, perkelahian kakak adik, ataupun seorang tetangga yang biasa melewati
rumah kita hingga setiap setapak dari jalan pulang menuju rumahmu ingin
dipijaki. Tidakah itu disebut rindu?
Sayang bukan berarti kita harus selalu bersama—secara fisik, gue rasa
enggak. Setiap orang ingin kebebasan yang mungkin hanya ia bisa lakukan
jika sendiri. Contohnya gue, gue akan merasa bebas ketika gue dibiarkan sendiri
bersama imajinasi yang akan dilukiskan dalam sebuah karya sastra. Sayang itu
juga bisa diwujudkan dengan memberikan kebebasan kepada orang lain menikmati
ruang sendirinya ataupun memberikan diri sendiri ruang pribadi sebegai wujud
sayang terhadap diri sendiri.
Gue pribadi merasa ruang
sendiri itu bukan hanya habitat seorang introvert namun juga eperlu bagi
seorang ekstrovert. Dalam hubungan apapun, kita tetap perlu ruang sendiri.
Ketika hubungan kita menegang, disitulah kita perlu diam sejenak untuk
berinstropeksi kemudian kembali berembuk dengan kepala yang dingin dan hati
yang tenang mendambakan damai.
Gue gak yakin, ada orang yang gak perlu ruang sendiri. Kalau saja kita tidak mengambil
ruang sendiri dalam hidup kita, mungkin kita tidak akan
bermuhasabah/berinstropeksi diri, menjadi egois sebab tidak tahu dimana letak
noda yang ada.
Seperti kata Tulus, rasa
sepi pun terlupa dan rindu pun menghilang. Rindu itu perlu sob! Perlu hadir dan
juga perlu berakhir hehehe. Dalam beragama pun seperti itu, readers
fillah. Muhasabah selalu diperlukan dalam kepribadian seorang muslim agar
ia selalu memperbaiki diri dan menjadi insan yang lebih baik lagi.
(sumber)
Gimana
sob? Mungkin kalian punya opini lain?